Haibun

                Pemandangn Rumput Ilalang
                Stokwallpaper.blogspot.com

Tatapan ketika dia di sini, tiada pikir untuk menulis puisi romantis bahkan hangatnya senja musim panas. Semua yang dibutuhkan ada padanya, ia pemilik senyum bagai rembulan sabit, matanya belo, serta kelembutan laku. Dan aku begitu menyukai ia ketika berjalan di padang rumput tua kekuningan.

Bagaimana tidak, ia terbiar tetap tinggal sekitar ingatan? Kata terakhirnya "Jikalau rindu, tetaplah senja, di sana aku pun tengah menatapnya!" Ya, savana ini hampir tiap pekan kulewati, seperti saat ini misalnya, jalan setapak membelah amparan luas sampai kaki bukit di sana. Di langitnya banyak burung menuju rimbun pepohonan. Sungguh pemandangan asri, jauh dari hiruk pikuk kendaraan.

Rasanya baru kemarin tak melihatmu, namun sekumpulan putih telah menghias kepala yang baru saja kusingkap ketika tengadah untuk ke sekian kali. Sebelum datang temaram menyapu kesumba ufuk barat.

tak mudah lupa
walau tiada mengingat
bunga ilalang

Komentar